Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed)
Light Meter
Sebagai tolak ukur/alat ukur tingkat besarnya atau kecilnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera:
Light meter pada view finder kamera |
Light meter pada LCD kamera |
1. ISO
Menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya sehingga semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka terhadap cahaya meski dengan resiko meningkatnya noise pada foto. Faktor ISO ini menjadi pelengkap komponen eksposure selain shutter dan aperture, terutama saat kombinasi shutter dan aperture belum berhasil mendapatkan nilai eksposure yang tepat.
Intinya :
- semakin besar ISO semakin besar cahaya masuk
- semakin kecil ISO semakin kecil cahaya masuk
2. Shutter Speed
Mengatur kecepatan Tirai Rana pada kamera. Shutter speed ini lah yang menyebabkan foto freezing atau pun shaking(goyang) tergantung dari pengaturan fotografer itu sendiri.
- Semakin tinggi speed semakin sedikit cahaya masuk
- Semakin rendah speed semakin banyak cahaya masuk
3. Aperture (diafragma)
Diafragma mengatur bukaan pada lensa kamera, diafragma ini lah yang menyebabkan foto blur, fokus dan ketajaman gambar yang di hasilkan.
intinya :
- Semakin besar bukaan diafragma (f/1.8) semakin banyak cahaya masuk. Hasil gambar fokus pada titik tertentu dan blur pada background
- Semakin kecil bukaan diafragma (f/22) semakin sedikit cahaya masuk. Hasil gambar fokus merata pada seluruh frame